PGRI ERA REFORMASI
PGRI ERA REFORMASI
1. Guru Era Reformasi Ditandai Dengan Runtuhnya Rezim Orde Baru
Era reformasi ditandai dengan runtuhnya sebuah rezim orde baru yang otoriter. Setelah orde baru tumbang maka perubahan menjadi pilihan pembangunan bangsa. Era perubahan itulah yang dikenal era reformasi. Perjuangan PGRI pada masa reformasi ini meliputi bidang keorganisasian, kesejehteraan, ketenagakerjaan, perundang-undangan, reformasi pendidikan nasional serta kemitraan nasional dan interbasional. Dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan pendidikan nasional, PB, PGRI ikut berperan serta secara aktif dengan memberikan masukan pada pemerintah agar berbagai agenda reformasi yang sedang dan akan dilaksanakan dapat terwujud dengan tepat sasaran.
Pada era reformasi, di tubuh PGRI juga mengalami perubahan yakni dengan melakukan penyesuaian AD/ ART organisasi dan sesuai dengan tantangan dan tuntutan reformasi yang ditandai dengan kongres ke XVIII pada tanggal 25-28 Nopember 1998 di Lembang bandung. Selain dari pada itu PGRI juga mengalami perubahan sebagai organisasi yang mampu beradaptasi dan mewujudkan dirinya sebagai the learnig organization (organisasi pembelajar).
2. PGRI dan Guru Masa Kini
Membangun sekolah yang berkinerja tinggi merupakan tantang nyata yang harus dihadapi oleh semua warga sekolah. Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, tenaga administrasi, komite sekolah, termasuk siswa dituntut bahu membahu menjawab tantangan tersebut. Menterjemahkan sekolah yang berkinerja tinggi selalu akan bersinggungan dengan terjemahan sekolah efektif. Scheerens (1992) memandang sekolah efektif dalam dua sisi, yaitu dari sisi sudut pandang ekonomi dan teori organisasi. Sekolah yang efektif adalah sekolah yang mampu menampilkan (perform) semua indikator dua perspektif Sheerens di atas.
Sekolah berkinerja tinggi adalah sekolah yang mampu menghasilkan keluaran berupa:
a. Proses pembelajaran yang efektif
b. Siswa dan guru yang berprestasi tinggi baik akademik maupun non akademik
c. Tingkat kehadiran warga sekolah tinggi
d. Pelayanan akademik dan administratif yang optimal pada semua warga sekolah
e. Iklim dan budaya sekolah yang positif dan dinamis
f. Etos kerja warga sekolah yang tinggi
g. learning organization
h. Hubungan antar pribadi yang harmonis
i. Tata kelola sekolah yang baik
Untuk mewujudkan sekolah yang berkinerja tinggi, diperlukan suatu sistem peningkatan sekolah (school improvement) yang berkelanjutan. Upaya peningkatan proses yang terjadi disekolah memerlukan strategi yang efektif. Setidaknya ada 4 (empat) strategi yang bisa diadaptasikan sekolah dalam rangka peningkatan proses. Strategi ini disarikan dari paparan Surya Dharma (2012), yaitu:
a. Manajemen kurikulum : Strategi manajemen kurikulum dimaksudkan bahwa pembelajaran yang dilakukan mengacu pada standar kurikulum yang ada.
b. Praktik pembelajaran : Strategi pembelajaran yang dilakukan adalah dengan cara menciptakan lingkungan kelas yang mendukung dan memperhatikan perbedaan antar individu dan ditujukan bagi semua siswa.
c. Sekolah efektif : Sekolah efektif merupakan strategi yang bisa diadaptasi sekolah dalam rangka peningkatan lembaga. Dimana sekolah efektif memiliki karakter budaya kerja sama dan kepercayaan warga sekolah semata-mata ditujukan untuk keberhasilan siswa.
d. Dukungan orang tua dan masyarakat : Lingkungan sekolah dijadikan sebagai mitra stregis peningkatan sekolah yang kedudukannya sejajar. Sekolah harus melakukan kerja sama pro-aktif dan atas dasar prinsip saling menguntungkan.
3. Permasalahan Guru
Saat ini, setidaknya ada 7 (tujuh) masalah pokok yang dihadapi guru di Indonesia, yaitu :
a. Permasalahan distribusi guru (kesenjangan antara sebaran guru di daerah perkotaan dengan di daerah perdesaan).
b. Ketidaksesuaian (missmatch) bidang keilmuan dengan bidang kerja.
c. Kualifikasi pendidikan (Standar tenaga pendidik yang telah ditetapkan pemerintah masih belum bisa dicapai sepenuhnya).
d. Kompetensi dan karir guru.
e. Sertifikasi (Belum semua guru di Indonesia memiliki sertifikat guru).
f. Peningkatan keprofesian berkelanjutan (PKB) (Upaya pengembangan diri guru yang masih belum optimal).
g. Rekrutmen guru (Rendahnya kualitas calon guru dan sistem rekrutmen yang tidak efektif dan bermutu rendah ).
4. Kebijakan Guru Saat Ini
Terkait dengan permasalahan yang dihadapi oleh guru, ada beberapa kebijakan pemerintah yang saat ini dijalankan, yaitu :
a. Pertama, terkait dengan perencanaan kebutuhan guru, ada dua mekanisme yang diambil pemerintah, yaitu melalui pengangkatan guru baru, mekanisme biasa yang sudah berjalan selama ini. Cara yang kedua adalah dengan melakukan redistribusi guru dengan beban mengajar 24 jam/minggu.
b. Kedua, terkait dengan rekrutmen. Proses rekrutmen. Kedepan, seseorang calon guru bisa berasal dari jenis perguruan tinggi apa saja.
c. Ketiga, terkait dengan pembinaan dan pengembangan profesi guru. Calon guru yang memiliki sertifikat pendidikan dan mengikuti tes penerimaan guru, setelah diterima status mereka adalah guru tanpa jabatan fungsional.
5. Guru di Abad 21: Apa dan Bagaimana?
Di abad 21 ini, tantang pendidikan secara umum, sekolah, dan guru semakin berat. Tipikal/karakteristik anak-anak dan lingkungan sekolah semakin cepat berubah. Setidaknya ada 3 aspek yang sangat mempengaruhi dunia pendidikan saat ini.
a. Pertama adalah globalisasi. Globalisasi telah benar-benar merubah wajah pendidikan dalam berbagai aspek. Mulai dari kurikulum, sarana pra sarana, ketenagaan, kesiswaan, bahkan pengelolaan
b. Kedua, teknologi dan inovasi. Tak dipungkiri, globalisasi ditandai dengan merambahnya teknologi kedalam semua aspek pendidikan di sekolah, baik aspek pembelajaran, pengelolaan, dan layanan pendukung lainnya.
c. Ketiga, bagaimana cara siswa belajar. Di abad 21, siswa dituntut untuk pro aktif mencari informasi sendiri yang sumbernya sangat banyak tersedia di lingkungan dia.
Untuk bisa tetap bertahan dan mampu meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran di era yang sedemikian berubah, seorang guru perlu menyiapkan dirinya dengan baik. Kesiapan mental, intelektual, keterampilan, dan tentunya juga fisik. Motivasi mengajar dan mendidik yang tinggi juga merupakan variabel penting dalam suksesnya pembelajaran. Ia dituntut menjadi guru yang efektif, yaitu guru yang memiliki ciri:
a. Menjadi manajer kelas yang sangat baik.
b. Memahami bagaimana cara mengajar yang baik.
c. Memiliki harapan yang tinggi terhadap keberhasilan siswa.
Jika selama ini kita tahu bahwa karakter guru profesional adalah guru yang memiliki 4 kompetensi secara utuh (pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional). Teacher Development Planning Team (2004) menggambarkan sosok guru profesional anmajsbdjabnskdalah guru yang memiliki kompetensi:
a. Kompetensi utama, yaitu pedagogik, kepemimpinan, kepribadian, dan pengetahuan.
b. Kompetensi dasar, yaitu kemampuan komunikasi, kemampuan kolaborasi, kemamuan teknologi, dan kemampuan evaluasi.
Selain menjadi sosok profesional, Stansbury (2011) mengidentifikasi 4 ciri guru yang efektif di abad 21, yaitu:
a. Guru yang mampu mengantisipasi masa depan.
b. Pembelajar seumur hidup (Lifelong learner).
c. Mampu mengajar semua karakter siswa.
d. Mampu membedakan teknologi yang mendukung dengan yang tidak.
Era reformasi merupakan suatu kurun waktu yang ditandai dengan berbagai perubahan untuk membentuk suatu keseluruhan tatanan baru yang lebih baik. Sedangkan pada saat ini, tuntutan profesionalisme bagi guru-guru di abad 21 menjadi satu hal yang sangat mutlak dibutuhkan. Guru harus peka terhadap perkembangan media, informasi dan segala berita yang terjadi pada dunia pendidikan. Hal ini untuk memudahkan seorang guru menjagi guru yang ideal dan terdepan dalam mengatasi masalah-masalah guru dan pendidikan. PGRI sebagai salah satu organisasi profesi yang mewadahi kegiatan guru, tentunya harus memikirkan segala masalah dalam dunia pendidikan seperti yang dijelaskan diatas. Harus diakui itu juga merupakan tantangan masa depan bagi PGRI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar