Minggu, 01 Juli 2018

PGRI ERA REFORMASI

PGRI ERA REFORMASI

PGRI ERA REFORMASI

1.    Guru Era Reformasi Ditandai Dengan Runtuhnya Rezim Orde Baru
Era reformasi ditandai dengan runtuhnya sebuah rezim orde baru yang otoriter. Setelah orde baru tumbang maka perubahan menjadi pilihan pembangunan bangsa. Era perubahan itulah yang dikenal era reformasi. Perjuangan PGRI pada masa reformasi ini meliputi bidang keorganisasian, kesejehteraan, ketenagakerjaan, perundang-undangan, reformasi pendidikan nasional serta kemitraan nasional dan interbasional. Dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan pendidikan nasional, PB, PGRI ikut berperan serta secara aktif dengan memberikan masukan pada pemerintah agar berbagai agenda reformasi yang sedang dan akan dilaksanakan dapat terwujud dengan tepat sasaran.
Pada era reformasi, di tubuh PGRI juga mengalami perubahan yakni dengan melakukan penyesuaian AD/ ART organisasi dan sesuai dengan tantangan dan tuntutan reformasi yang ditandai dengan kongres ke XVIII pada tanggal 25-28 Nopember 1998 di Lembang bandung. Selain dari pada itu PGRI juga mengalami perubahan sebagai organisasi yang mampu beradaptasi dan mewujudkan dirinya sebagai the learnig organization (organisasi pembelajar).

2.    PGRI dan Guru Masa Kini
Membangun sekolah yang berkinerja tinggi merupakan tantang nyata yang harus  dihadapi oleh  semua  warga  sekolah.  Kepala  sekolah,  guru,  tenaga kependidikan, tenaga  administrasi, komite sekolah, termasuk siswa dituntut bahu membahu  menjawab  tantangan  tersebut. Menterjemahkan sekolah yang berkinerja tinggi selalu akan bersinggungan dengan terjemahan sekolah efektif. Scheerens (1992) memandang sekolah efektif dalam  dua  sisi,  yaitu  dari  sisi  sudut pandang  ekonomi dan  teori organisasi.  Sekolah yang efektif adalah sekolah yang mampu menampilkan (perform) semua indikator dua  perspektif  Sheerens  di  atas. 
Sekolah berkinerja tinggi adalah sekolah yang mampu menghasilkan keluaran berupa:
a.     Proses pembelajaran yang efektif
b.    Siswa  dan  guru  yang  berprestasi  tinggi  baik  akademik  maupun  non akademik
c.     Tingkat kehadiran warga sekolah tinggi
d.    Pelayanan  akademik  dan  administratif  yang  optimal  pada  semua  warga sekolah
e.     Iklim dan budaya sekolah yang positif dan dinamis
f.      Etos kerja warga sekolah yang tinggi
g.     learning organization
h.    Hubungan antar pribadi yang harmonis
i.      Tata kelola sekolah yang baik
Untuk  mewujudkan  sekolah  yang  berkinerja  tinggi,  diperlukan  suatu sistem peningkatan  sekolah  (school  improvement)  yang  berkelanjutan. Upaya  peningkatan  proses yang  terjadi  disekolah  memerlukan  strategi yang efektif.  Setidaknya  ada  4  (empat)  strategi yang  bisa diadaptasikan sekolah dalam rangka peningkatan proses. Strategi ini disarikan dari paparan Surya Dharma (2012), yaitu:
a.  Manajemen  kurikulum : Strategi  manajemen  kurikulum  dimaksudkan bahwa  pembelajaran yang  dilakukan  mengacu  pada  standar  kurikulum yang  ada. 
b.  Praktik  pembelajaran : Strategi  pembelajaran  yang  dilakukan  adalah dengan  cara menciptakan  lingkungan  kelas  yang  mendukung  dan memperhatikan perbedaan antar individu dan ditujukan bagi semua siswa.
c.  Sekolah  efektif : Sekolah  efektif  merupakan  strategi  yang  bisa  diadaptasi sekolah  dalam rangka  peningkatan  lembaga.  Dimana  sekolah  efektif memiliki  karakter budaya  kerja sama  dan  kepercayaan  warga  sekolah semata-mata  ditujukan  untuk  keberhasilan  siswa.
d.    Dukungan  orang  tua  dan  masyarakat : Lingkungan  sekolah  dijadikan sebagai  mitra  stregis peningkatan  sekolah  yang  kedudukannya  sejajar. Sekolah  harus  melakukan  kerja  sama pro-aktif  dan  atas  dasar  prinsip saling menguntungkan.

3.    Permasalahan Guru
Saat  ini,  setidaknya  ada  7  (tujuh)  masalah  pokok  yang  dihadapi  guru  di Indonesia, yaitu :
a.  Permasalahan  distribusi  guru (kesenjangan antara sebaran guru di daerah perkotaan dengan di daerah perdesaan).
b.    Ketidaksesuaian (missmatch)  bidang  keilmuan  dengan  bidang  kerja. 
c.   Kualifikasi  pendidikan (Standar  tenaga pendidik yang telah ditetapkan pemerintah masih belum bisa dicapai sepenuhnya).
d.    Kompetensi dan karir guru.
e.     Sertifikasi (Belum  semua  guru  di  Indonesia  memiliki  sertifikat  guru).
f. Peningkatan  keprofesian  berkelanjutan  (PKB) (Upaya  pengembangan  diri  guru  yang  masih belum  optimal).
g.   Rekrutmen  guru (Rendahnya kualitas  calon  guru  dan sistem  rekrutmen  yang  tidak  efektif dan  bermutu  rendah ).

4.    Kebijakan Guru Saat Ini
Terkait  dengan  permasalahan  yang  dihadapi  oleh  guru,  ada beberapa kebijakan pemerintah  yang saat ini dijalankan, yaitu :
a.  Pertama, terkait  dengan perencanaan kebutuhan guru, ada dua mekanisme yang diambil pemerintah, yaitu melalui  pengangkatan  guru  baru,  mekanisme  biasa  yang  sudah  berjalan selama ini. Cara  yang  kedua  adalah  dengan  melakukan  redistribusi  guru  dengan  beban mengajar  24  jam/minggu.
b.   Kedua,  terkait  dengan  rekrutmen.  Proses  rekrutmen. Kedepan,  seseorang  calon  guru  bisa berasal  dari  jenis  perguruan  tinggi  apa  saja.
c.    Ketiga,  terkait  dengan  pembinaan  dan  pengembangan  profesi  guru.  Calon  guru  yang memiliki  sertifikat  pendidikan  dan  mengikuti  tes  penerimaan  guru, setelah diterima status mereka adalah guru tanpa jabatan fungsional.

5.    Guru di Abad 21: Apa dan Bagaimana?
Di  abad  21  ini,  tantang  pendidikan  secara  umum,  sekolah,  dan  guru semakin  berat. Tipikal/karakteristik  anak-anak  dan  lingkungan  sekolah  semakin cepat  berubah. Setidaknya ada 3 aspek yang sangat mempengaruhi dunia pendidikan saat ini.
a.   Pertama  adalah  globalisasi.  Globalisasi  telah  benar-benar  merubah  wajah pendidikan dalam  berbagai  aspek.  Mulai  dari  kurikulum,  sarana  pra  sarana, ketenagaan,  kesiswaan, bahkan  pengelolaan
b.  Kedua, teknologi dan inovasi. Tak dipungkiri, globalisasi ditandai dengan merambahnya teknologi kedalam semua aspek pendidikan di sekolah, baik aspek pembelajaran, pengelolaan, dan layanan pendukung lainnya.
c.    Ketiga,  bagaimana  cara  siswa  belajar.  Di  abad  21,  siswa  dituntut  untuk  pro  aktif mencari informasi  sendiri  yang  sumbernya  sangat  banyak  tersedia  di  lingkungan dia. 
Untuk  bisa  tetap  bertahan  dan  mampu meningkatkan  kualitas  pendidikan dan pembelajaran  di  era  yang  sedemikian  berubah,  seorang  guru  perlu menyiapkan dirinya dengan baik. Kesiapan mental, intelektual, keterampilan, dan tentunya juga fisik. Motivasi mengajar dan mendidik yang tinggi juga merupakan variabel  penting  dalam  suksesnya pembelajaran.  Ia  dituntut  menjadi  guru  yang efektif, yaitu guru yang memiliki ciri:
a.     Menjadi manajer kelas yang sangat baik.
b.    Memahami bagaimana cara mengajar yang baik.
c.     Memiliki harapan yang tinggi terhadap keberhasilan siswa.
Jika  selama  ini  kita  tahu  bahwa  karakter  guru profesional  adalah  guru  yang  memiliki 4  kompetensi  secara  utuh  (pedagogik, kepribadian,  sosial,  dan  profesional).  Teacher Development  Planning  Team  (2004)  menggambarkan  sosok  guru  profesional  anmajsbdjabnskdalah  guru yang  memiliki kompetensi:
a.    Kompetensi  utama,  yaitu pedagogik,  kepemimpinan,  kepribadian,  dan pengetahuan.
b.  Kompetensi  dasar,  yaitu  kemampuan  komunikasi,  kemampuan kolaborasi, kemamuan teknologi, dan kemampuan evaluasi.
Selain  menjadi  sosok  profesional,  Stansbury  (2011)  mengidentifikasi  4 ciri guru yang efektif di abad 21, yaitu:
a.     Guru yang mampu mengantisipasi masa depan.
b.    Pembelajar seumur hidup (Lifelong learner). 
c.     Mampu mengajar semua karakter siswa.
d.    Mampu membedakan teknologi yang mendukung dengan yang tidak.

Era reformasi merupakan suatu kurun waktu yang ditandai dengan berbagai perubahan untuk membentuk suatu keseluruhan tatanan baru yang lebih baik. Sedangkan pada saat ini, tuntutan profesionalisme  bagi  guru-guru  di  abad  21  menjadi  satu  hal yang  sangat  mutlak  dibutuhkan. Guru harus peka terhadap perkembangan media, informasi dan segala berita yang terjadi pada dunia pendidikan. Hal ini untuk memudahkan seorang guru menjagi guru yang ideal dan terdepan dalam mengatasi masalah-masalah guru dan pendidikan. PGRI sebagai salah satu organisasi profesi yang mewadahi kegiatan guru, tentunya harus memikirkan segala masalah dalam dunia pendidikan seperti yang dijelaskan diatas. Harus diakui itu juga merupakan tantangan masa depan bagi PGRI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar